Senin, 07 Juli 2014

KONDISI FISIK

TUGAS SEMINAR KONDISI FISIK



KATA PENGANTAR

            Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “kondisi fisik”. makalah ini dibuat untuk melengkapi persyaratan tugas seminar yang nantinya akan di seminarkan di dalam forum diskusi
            Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan. Dalam pelaksanaan penyusunan makalah ini kami banyak mendapat bantuan dan bimbingan baik moril maupun materi dari berbagai pihak.
            Akhirnya kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu, semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal dan proposal ini bermanfaat bagi kita semua.

                                                                                                                        Padang, Februari 2012

                                                                                                                        Penulis




BAB I
PENDAHULUAN

Persiapan fisik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam latihan untuk mencapai suatu prestasi yang sangat tinggi. Dalam usaha meningkatkan prestasi atlet perlu ditingkatkan unsure-unsur kondisi fisik, teknik, taktik, kematangan mental, kerja sama, dan kekompakan serta pengalaman dalam bertanding.
Persiapan kondisi fisik sangat penting untuk meningkatkan dan memantapkan kualitas teknik. Tanpa persiapan kondisi fisik yang memadai maka akan sulit untuk mencapai prestasi yang tinggi. Tujuan dari latihan kondisi fisik adalah untuk meningkatkan kualitas fungsional organ tubuh sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan untuk mencapai prastasi yang optimal dalam suatu cabang olahraga tertentu.
Sebagai calon guru, Pembina dan pelatih oalahraga yang membina anak-anak (yunio) calon olahragawan, benar-benar dapat memberikan dasar fisik yang kuat, sehingga anak-anak yang berbakat nantinya akan dapat berkembang mencapai prestasi yang optimal. Untuk itu olahraga ekstrakurikuler di sekolah hendaknya memiliki wawasan yang luas dalam hal pembinaan prestasi, karena untuk mencapai prestasi puncak dalm suatu cabang olahraga harus dimulai sejak usia muda dengan latihan terencana, secaara benar dan mendasar





BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian kondisi fisik
Kondisi berasal dari kata “condition” (bahasa latin) yang berarti keadaan. Sedangkan secara definitif kondisi menurut Jopath/krampel dalam Syafruddin (1992: 34) adalah keadaan fisik dan psikis serta kesiapan seorang atlet terhadap tuntutan-tuntutan khusus suatu cabang olahraga.
Beberapa ahli mengemukakan batasan tentang pengertian kondisi fisik, menurut Jonath dan Krempel kondisi fisik itu dapat di bedakan atas pengertian sempit dan luas. Dalam arti sempit kondisi merupakan keaadaan yang meliputi factor kekuatan, kecepatan, dan daya tahan. Sedangkan dalam arti luas ketiga factor di atas ditambah dengan factor kelentukan ( fleksibility) dan koordinasi.
2. Elemen-elemen kondisi fisik
a)      Kekuatan (strength)
  Secara fisiologis (ilmu faal) kekuatan merupakan kemampuan otot mengatasi beban atau latihan, sedangkan secara fisikal (ilmu fisika) kekuatan merupakan hasil perkalian antara massa dengan percepatan (acceleration). Dapat juga dikatakan bahwa kekuatan merupakan kemampuan dasar kondisi fisik. Tanpa kekuatan orang tidak akan bisa melompat, menarik, mendorong, mengangkat, menahan, lari, dan sebagainya. Dalam arti lain bahwa kekuatan dibutuhkan dalm kebanyakan aktifitas fisik.
Setiap cabang olahraga memerlukan kekuatan, beberapa banyak dan beberapa besar kekuatan yang di butuhkan serta jenis kekuatan mana yang diperlukan sangat tergantung kepada cabang olahraganya. Bentuk kekuatan yang diperlukan sangat tergantung kepada cabang olahraganya. Dilihat dari bentuk kekuatan yang dipergunakan maka kekuatan tersebut dapat dibedakan atas :
1)      Kekuatan maksimal
Kekuatan maksimal merupakan kemampuan otot untuk mengatasi beban atau tahanan secara maksimal. Kekuatan ini merupakan jenis kekuatan yang terbesar yang dapat di gunakan untuk mengatasi beban atau tahanan, baik secara statis maupun secara dinamis. Kekuatan maksimal di butuhkan terutama dalam cabang olahraga yang lebih banyak mengatasi beban luar, misalnya olahraga angkat besi, gulat, angkat berat, dan nomor-nomor tolak dan lempar dalam cabang atletik.
2)      Kekuatan kecepatan
Kekuatan kecepatan merupakan kemampuan otot untuk mengatasi beban atau tahanan dengan kecepatan kontraksi yang tinggi. Kemampuan tersebut merupakan kombinasi antara kekuatan dan kecepatan. Kebanyakan cabang olahraga membutuhakan kekuatan kecepatan atau power. Misalnya pada cabang olahraga yang menuntut ledakan seperti lompat dan smash pada permainan bola voli, tolak, lempar, dan lompat dalam cabgng atletik.
3)      Daya tahan kekuatan
Daya tahan kekuatan merupakan kombinasi antara kekuatan dan daya tahan. Daya tahan kekuatan adalah kemampuan otot untuk mempertahankan atau mengatasi kelelahan yang disebabkan pembebanan kekuatan dalam waktu yang relative lama.
Jika di tinjau dari bentuk kontraksi otot yang terjadi maka kekuatan dapat di bedakan atas :
a)      Kekuatan isotonic
Merupakan kemampuan otot untuk mengatasi beban atau tahanan di mana otot berkontraksi secara isotonik (dinamis). Pada kontraksi isotonic ini terjadi perubahan panjang otot, artinya otot berkontraksi memanjang (eccentric) dan memendek (concentric).
b)     Kekuatan isometric (statis)
Kekuatan isometrik adalah kemampuan otot dalam mengatasi beban (tahanan), di mana otot berkontraksi secara isometrik (statis). Dengan kata lain kemampuan otot untuk mengatasi beban secara statis. Pada kontraksi isometrik  ini tidak terlihat adanya gerakan, akan tetapi otot berkontraksi tinggi dengan tidak mengalami perubahan panjang, misalnya dapat kita lihat pada saat mendorong, menarik, atau mengangkat suatu objek atau benda yang tidak dapat kdi gerakkan.
c)      Kekuatan auxotonik
Merupakan kekuatan otot untuk mengatasi beban (tahanan) di mana otot berkontraksi secara auxotonik. Pada kontraksi ini tidak hanya panjang otot yang mengalami perubahan, tetapi juga dengan tegangannya. Jump and Reach merupakan salah satu contoh jenis kontraksi auxotonik, di mana tegangan otot dan panjang otot berubah dalam waktu bersamaan
b)     Kecepatan (speed)
Kecepatan merupakan satu elemen kondisi fisik yang sangat penting. Secara fisiologis kecepatan diartikan sebagai kemampuan yang berdasarkan kelentukan (flexibility). Jonath dan Krempel (1981) mengatakan bahwa kecepatan adalah proses sistem persyaratan dan alat-alat otot untuk melakukan gerakan-gerakan dalam satu satuan waktu.
Kecepatan sangat tergantung dari kekuatan, karena tanpa kekuatan, kecepatan tidak dapat berkembang atau meningkat. Bila seorang atlet ingin mengembangkan atau meningkatkan kecepatannya maka dia harus mengembangkan kekuatan, karena kemampuan kecepatan yang di peroleh sangat tergantung dari impuls kekuatan dan merupakan produk dari masa tubuh dan kecepatan tubuh itu sendiri. Pada dasarnya kecepatan itu dapat di bedakan atas :
1)      Kecepatan reaksi
Kecepatan reaksi adalah kemampuan untuk menjawab rangsangannya akustik, optik, dan rangsangan taktik secara cepat (Jonath dan Krempel, 1981). Pada cabang-cabang olahraga permainan kecepatan reaksi, lebih banyak terjadinya disebabkan rangsangan secara penglihatan (mata). Sedangkan pada nomor-nomor lari dalam cabang atletik lebih dominan di butuhkan reaksi melalui rangsangan (akustik).
2)      Kecepatan aksi (gerakan)
Kecepatan aksi diartikan sebagai kemampuan, di mana dengan bantuan kebutuhan system syaraf pusat dan alat-alat otot dapat melakukan gerakan-gerakan dalam satuan waktu minimal (Letzeler, 1978).
c)      Daya tahan (endurance)
Secara definitive daya tahan merupakan kemampuan organisme tubuh untuk mengatasi kelelahan yang disebabkan oleh pembebanan dalam waktu yang relative lama. Daya tahan merupakan salah satu elemen kondisi fisik yang terpenting, oleh karena basis dari elemen-elemen kondisi fisik yang lain.Daya tahan terdiri atas beberapa bagian yaitu sebagai berikut:
1)      Daya tahan umum
Kemampuan organisme tubuh menghadapi atau mengatasi kelelahan akibat gerakan-gerakan yang lebih banyak melibatkan kelompok-kelompok otot besar seperti lari jarak jauh.
2)      Daya tahab lokal
Kemampuan sekelompok kecil otot dalam mengatasi kelelahan yang ditimbulkan akibat pembebanan yang relatif agak lama, seperti kerja otot tangan pada tinju.
3)      Daya tahan aerob umum dinamis
Kemampuan mengatasi kelelahan pada kerja dinamis yang melibatkan 1/6 sampai 1/7 dari kwseluruhan otot kerangka dengan intensitas gerakan lebih dari 50% dan lama beban antara 3 sampai 5 menit.
4)      Daya tahan aerob umum statis
Kemampuan mengatasi kelelahan pada kerja statis dengan melibatkan suatu kelompok otot besar dan pembenaan di bawah 15% dari kekuatan maksimal serta dengan pembebanan yang relatif lama seperti menembak, panahan dan sejenisnya.
d)     Kelentukan (fleksibilitas)
Kelentukan merupakan kemampuan tubuh untuk melakukan latihan-latihan dengan amplitude gerakan yang besar dan luas. Dengan kata lain kelentukan juga merupakan kemampuan persendian/pergelangan untuk dapat melakukan gerakan-gerakan ke semua arah secara optimal.
Kelentukan merupakan salah satu unsure kondisi fisik yang menentukan dalam; 1) mempelajari keterampilan gerakan, 2) mencegah cidera, 3) mengembangkan kekuatan, kecepatan, daya tahan dan koordinasi. Pada dasarnya kelentukan dapat dilihat dari beberapa sudut pandang, yakni:
1)      Bila dilihat dari sudut kebutuhan suatu cabang olahraga, maka kelentukan dapat di bedakan atas:
a)Kelentukan umum adalah kemampuan semua pergelangan/persendian untuk melakukan gerakan-gerakan ke semua arah secara optimal, dan dibutuhkan untuk banyak cabang olahraga.
b)      Kelentukan khusus adalah kemampuan kelentukan yang dominan dibutuhkan dalam suatu cabang olahraga tertentu, misalnya kelentukan pergelangan tangan pada olahraga Hocky.
c)Bila dilihat dari bentuk pelaksanaannya, maka kelentukan dapat dikelompokkan atas:
(1)   Kelentukan aktif adalah kelentukan di mana gerakan-gerakannya dilakukan sendiri seperti senam kalistonic.
(2)   Kelentukan pasif adalah kelentukan di mana gerakan-gerakannya di lakukan dengan adanya bantuan dari orang lain seperti senam atau stretching bepasangan.
(3)   Kelentukan dianamis adalah latihan kelentukan dengan menggerak-gerakan persendian secara berulang-ulang.
(4)   Kelentukan statis adalah latihan kelentukan dengan tidak melakukan pengulangan gerakan dan dalam waktu dan hitungan tertentu seperti latihan peregangan (stretching).
e)      Koordinasi
Ada beberapa batasan tentang pengertian koordinasi yang dikemukakan oleh para ahli, antara lain adalah sebagai berikut:
1)      Suharmo (1982) koordinasi adalah kemampuan seseorang untuk merangkai berbagai unsur  gerak menjadi suatu gerakan menjadi suatu gerakan yang selaras sesuai dengan tujuannya.
2)      Jonath dan Krempel dalam Syafruddin (1992: 84) koordinasi merupakan kerjasama sistem persyarafan pusat sebagai system yang telah diselarakan oleh proses rangsangan dan hambatan serta otot rangka pada waktu jalannya suatu gerakan secara terarah.
3)      Hirtz (1981) koordinasi adalah kemampuan yang ditentukan oleh proses pengendalian dan pengaturan gerakan.

Berdasarkan urain-urain seperti yang telah dikemukakan di atas tentang pengertian koordinasi, maka sulit bagi kita untuk merumuskan suatu definisi yang tepat tentang koordinasi tersebut. Sehingga Bompa (1983) mengatakan bahwa koordinasi merupakan suatu kemampuan yang sangat komplek, karena saling berhubungan dengan kecepatan, kelentukan, daya tahan, dan kelentukan. Kemudian para ahli membedakan koordinasi atas dua bagian, yaitu:
1)      Koordinasi otot inter
Merupakan koordinasi antara otot-otot yang bekerja sama dalam melakukan gerakan. Kerja sama yang dimaksud yaitu kerjasama otot antagonis dan agonis dalam suatu proses gerakan yang terarah.
2)      Koordinasi otot intra
Merupakan koordinasi yang terjadi dalam otot, ini berarti bahwa koordinasi otot intra tidak dapat diamati, karena prosesnya di dalam otot tubuh manusia. Bagaimana suatu rangsangan di koordinasika dalam tubuh yang dapat menimbulkan kontraksi otot.







BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan
            Setelah kami membuat makalah ini, kami dapat menyimpulkan bahwa dalam olahraga sangat dibutuhkan sekali kondisi fisik, teknik, taktik/strategi dan mental. Komponen dasar kondisi fisik meliputi : daya tahan (endurance), kekuatan (strength), daya ledak (power), kecepatan (speed), kelentukan (flexibility), kelincahan (agility), keseimbangan (balance), dan koordinasi (coordination).
            Dari komponen-komponen dasar kondisi fisik fisik tersebut, perlu mendapat latihan yang sesuai dengan porsinya, karena komponen tersebut mempunyai perbedaan dalam sistem energy, bentuk gerakan, metode latihan, beban latihan dan lain sebagainya yang digunakan pada berbagai kegiatan olahraga
            Tujuan pembinaan kondisi fisik antara lain adalah untuk meningkatkan perkembangan fisik secara umumnya, bagian fisik yang khas, menyempurnakan teknik dari olahraga yang dipilih atau dibina. Untuk meningkatkan dan menyempurnakan taktik dan strategi serta cara belajar teknik yang baik. Persiapan fisik berarti mempersiapkan fisik pada umumnya, persiapan fisik khusus dan penyempurnaan kemampuan biomotor khusus.
B.   Saran
          Dalam makalah ini penulis berkeinginan memberikan saran kepada pembaca dalam pembuatan makalah atau karya tulis ini penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan baik dalam segi bentuk atau dalam segi isinya.

DAFTAR PUSTAKA
Arsil. (1999). Pembinaan Kondisi Fisik. Padang: FIK UNP
Erianti. 2004. Bola Voli. (Bahan Ajar). Padang. FIK UNP
Syafruddin. (1999). Dasar-dasar Kepelatihan Olahraga. Padang: DIP Proyek UNP


                                                                                                                                           









4 komentar:

  1. Terima kasih banyak infonya gan, artikel ini sangat membantu ane dalam stady

    BalasHapus
  2. Terima kasih banyak infonya gan, artikel ini sangat membantu ane dalam stady

    BalasHapus