TUGAS SEMINAR KONDISI FISIK
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat
Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul “kondisi fisik”. makalah ini dibuat
untuk melengkapi persyaratan tugas seminar yang nantinya akan di seminarkan di
dalam forum diskusi
Dalam penyusunan makalah ini kami
menyadari masih banyak kekurangan, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan. Dalam pelaksanaan
penyusunan makalah ini kami banyak mendapat bantuan dan bimbingan baik moril
maupun materi dari berbagai pihak.
Akhirnya kami mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang membantu, semoga Allah SWT memberikan balasan
yang setimpal dan proposal ini bermanfaat bagi kita semua.
Padang,
Februari 2012
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Persiapan fisik merupakan salah satu faktor
yang sangat penting dalam latihan untuk mencapai suatu prestasi yang sangat
tinggi. Dalam usaha meningkatkan prestasi atlet perlu ditingkatkan unsure-unsur
kondisi fisik, teknik, taktik, kematangan mental, kerja sama, dan kekompakan
serta pengalaman dalam bertanding.
Persiapan kondisi fisik sangat penting
untuk meningkatkan dan memantapkan kualitas teknik. Tanpa persiapan kondisi
fisik yang memadai maka akan sulit untuk mencapai prestasi yang tinggi. Tujuan
dari latihan kondisi fisik adalah untuk meningkatkan kualitas fungsional organ
tubuh sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan untuk mencapai prastasi yang optimal
dalam suatu cabang olahraga tertentu.
Sebagai calon guru, Pembina dan pelatih
oalahraga yang membina anak-anak (yunio) calon olahragawan, benar-benar dapat
memberikan dasar fisik yang kuat, sehingga anak-anak yang berbakat nantinya
akan dapat berkembang mencapai prestasi yang optimal. Untuk itu olahraga
ekstrakurikuler di sekolah hendaknya memiliki wawasan yang luas dalam hal
pembinaan prestasi, karena untuk mencapai prestasi puncak dalm suatu cabang
olahraga harus dimulai sejak usia muda dengan latihan terencana, secaara benar
dan mendasar
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian kondisi fisik
Kondisi
berasal dari kata “condition” (bahasa
latin) yang berarti keadaan. Sedangkan secara definitif kondisi menurut
Jopath/krampel dalam Syafruddin (1992: 34) adalah keadaan fisik dan psikis
serta kesiapan seorang atlet terhadap tuntutan-tuntutan khusus suatu cabang
olahraga.
Beberapa
ahli mengemukakan batasan tentang pengertian kondisi fisik, menurut Jonath dan
Krempel kondisi fisik itu dapat di bedakan atas pengertian sempit dan luas.
Dalam arti sempit kondisi merupakan keaadaan yang meliputi factor kekuatan,
kecepatan, dan daya tahan. Sedangkan dalam arti luas ketiga factor di atas
ditambah dengan factor kelentukan ( fleksibility)
dan koordinasi.
2.
Elemen-elemen kondisi fisik
a)
Kekuatan
(strength)
Secara fisiologis (ilmu faal) kekuatan
merupakan kemampuan otot mengatasi beban atau latihan, sedangkan secara fisikal
(ilmu fisika) kekuatan merupakan hasil perkalian antara massa dengan percepatan
(acceleration). Dapat juga dikatakan
bahwa kekuatan merupakan kemampuan dasar kondisi fisik. Tanpa kekuatan orang
tidak akan bisa melompat, menarik, mendorong, mengangkat, menahan, lari, dan
sebagainya. Dalam arti lain bahwa kekuatan dibutuhkan dalm kebanyakan aktifitas
fisik.
Setiap
cabang olahraga memerlukan kekuatan, beberapa banyak dan beberapa besar
kekuatan yang di butuhkan serta jenis kekuatan mana yang diperlukan sangat
tergantung kepada cabang olahraganya. Bentuk kekuatan yang diperlukan sangat
tergantung kepada cabang olahraganya. Dilihat dari bentuk kekuatan yang
dipergunakan maka kekuatan tersebut dapat dibedakan atas :
1)
Kekuatan
maksimal
Kekuatan
maksimal merupakan kemampuan otot untuk mengatasi beban atau tahanan secara
maksimal. Kekuatan ini merupakan jenis kekuatan yang terbesar yang dapat di
gunakan untuk mengatasi beban atau tahanan, baik secara statis maupun secara
dinamis. Kekuatan maksimal di butuhkan terutama dalam cabang olahraga yang
lebih banyak mengatasi beban luar, misalnya olahraga angkat besi, gulat, angkat
berat, dan nomor-nomor tolak dan lempar dalam cabang atletik.
2)
Kekuatan
kecepatan
Kekuatan
kecepatan merupakan kemampuan otot untuk mengatasi beban atau tahanan dengan
kecepatan kontraksi yang tinggi. Kemampuan tersebut merupakan kombinasi antara
kekuatan dan kecepatan. Kebanyakan cabang olahraga membutuhakan kekuatan
kecepatan atau power. Misalnya pada cabang olahraga yang menuntut ledakan
seperti lompat dan smash pada permainan bola voli, tolak, lempar, dan lompat
dalam cabgng atletik.
3)
Daya
tahan kekuatan
Daya
tahan kekuatan merupakan kombinasi antara kekuatan dan daya tahan. Daya tahan
kekuatan adalah kemampuan otot untuk mempertahankan atau mengatasi kelelahan
yang disebabkan pembebanan kekuatan dalam waktu yang relative lama.
Jika
di tinjau dari bentuk kontraksi otot yang terjadi maka kekuatan dapat di
bedakan atas :
a)
Kekuatan
isotonic
Merupakan
kemampuan otot untuk mengatasi beban atau tahanan di mana otot berkontraksi
secara isotonik (dinamis). Pada kontraksi isotonic ini terjadi perubahan
panjang otot, artinya otot berkontraksi memanjang (eccentric) dan memendek
(concentric).
b)
Kekuatan
isometric (statis)
Kekuatan
isometrik adalah kemampuan otot dalam mengatasi beban (tahanan), di mana otot
berkontraksi secara isometrik (statis). Dengan kata lain kemampuan otot untuk
mengatasi beban secara statis. Pada kontraksi isometrik ini tidak terlihat adanya gerakan, akan
tetapi otot berkontraksi tinggi dengan tidak mengalami perubahan panjang,
misalnya dapat kita lihat pada saat mendorong, menarik, atau mengangkat suatu
objek atau benda yang tidak dapat kdi gerakkan.
c)
Kekuatan
auxotonik
Merupakan
kekuatan otot untuk mengatasi beban (tahanan) di mana otot berkontraksi secara
auxotonik. Pada kontraksi ini tidak hanya panjang otot yang mengalami
perubahan, tetapi juga dengan tegangannya. Jump and Reach merupakan salah satu
contoh jenis kontraksi auxotonik, di mana tegangan otot dan panjang otot
berubah dalam waktu bersamaan
b)
Kecepatan
(speed)
Kecepatan
merupakan satu elemen kondisi fisik yang sangat penting. Secara fisiologis
kecepatan diartikan sebagai kemampuan yang berdasarkan kelentukan
(flexibility). Jonath dan Krempel (1981) mengatakan bahwa kecepatan adalah
proses sistem persyaratan dan alat-alat otot untuk melakukan gerakan-gerakan
dalam satu satuan waktu.
Kecepatan
sangat tergantung dari kekuatan, karena tanpa kekuatan, kecepatan tidak dapat
berkembang atau meningkat. Bila seorang atlet ingin mengembangkan atau meningkatkan
kecepatannya maka dia harus mengembangkan kekuatan, karena kemampuan kecepatan
yang di peroleh sangat tergantung dari impuls kekuatan dan merupakan produk
dari masa tubuh dan kecepatan tubuh itu sendiri. Pada dasarnya kecepatan itu
dapat di bedakan atas :
1)
Kecepatan
reaksi
Kecepatan
reaksi adalah kemampuan untuk menjawab rangsangannya akustik, optik, dan
rangsangan taktik secara cepat (Jonath dan Krempel, 1981). Pada cabang-cabang
olahraga permainan kecepatan reaksi, lebih banyak terjadinya disebabkan
rangsangan secara penglihatan (mata). Sedangkan pada nomor-nomor lari dalam
cabang atletik lebih dominan di butuhkan reaksi melalui rangsangan (akustik).
2)
Kecepatan
aksi (gerakan)
Kecepatan
aksi diartikan sebagai kemampuan, di mana dengan bantuan kebutuhan system
syaraf pusat dan alat-alat otot dapat melakukan gerakan-gerakan dalam satuan
waktu minimal (Letzeler, 1978).
c)
Daya
tahan (endurance)
Secara
definitive daya tahan merupakan kemampuan organisme tubuh untuk mengatasi
kelelahan yang disebabkan oleh pembebanan dalam waktu yang relative lama. Daya
tahan merupakan salah satu elemen kondisi fisik yang terpenting, oleh karena basis
dari elemen-elemen kondisi fisik yang lain.Daya tahan terdiri atas beberapa
bagian yaitu sebagai berikut:
1)
Daya
tahan umum
Kemampuan
organisme tubuh menghadapi atau mengatasi kelelahan akibat gerakan-gerakan yang
lebih banyak melibatkan kelompok-kelompok otot besar seperti lari jarak jauh.
2)
Daya
tahab lokal
Kemampuan
sekelompok kecil otot dalam mengatasi kelelahan yang ditimbulkan akibat
pembebanan yang relatif agak lama, seperti kerja otot tangan pada tinju.
3)
Daya
tahan aerob umum dinamis
Kemampuan
mengatasi kelelahan pada kerja dinamis yang melibatkan 1/6 sampai 1/7 dari
kwseluruhan otot kerangka dengan intensitas gerakan lebih dari 50% dan lama
beban antara 3 sampai 5 menit.
4)
Daya
tahan aerob umum statis
Kemampuan
mengatasi kelelahan pada kerja statis dengan melibatkan suatu kelompok otot
besar dan pembenaan di bawah 15% dari kekuatan maksimal serta dengan pembebanan
yang relatif lama seperti menembak, panahan dan sejenisnya.
d)
Kelentukan
(fleksibilitas)
Kelentukan
merupakan kemampuan tubuh untuk melakukan latihan-latihan dengan amplitude
gerakan yang besar dan luas. Dengan kata lain kelentukan juga merupakan
kemampuan persendian/pergelangan untuk dapat melakukan gerakan-gerakan ke semua
arah secara optimal.
Kelentukan
merupakan salah satu unsure kondisi fisik yang menentukan dalam; 1) mempelajari
keterampilan gerakan, 2) mencegah cidera, 3) mengembangkan kekuatan, kecepatan,
daya tahan dan koordinasi. Pada dasarnya kelentukan dapat dilihat dari beberapa
sudut pandang, yakni:
1) Bila
dilihat dari sudut kebutuhan suatu cabang olahraga, maka kelentukan dapat di
bedakan atas:
a)Kelentukan
umum adalah kemampuan semua pergelangan/persendian untuk melakukan
gerakan-gerakan ke semua arah secara optimal, dan dibutuhkan untuk banyak
cabang olahraga.
b) Kelentukan
khusus adalah kemampuan kelentukan yang dominan dibutuhkan dalam suatu cabang
olahraga tertentu, misalnya kelentukan pergelangan tangan pada olahraga Hocky.
c)Bila
dilihat dari bentuk pelaksanaannya, maka kelentukan dapat dikelompokkan atas:
(1) Kelentukan
aktif adalah kelentukan di mana gerakan-gerakannya dilakukan sendiri seperti
senam kalistonic.
(2) Kelentukan
pasif adalah kelentukan di mana gerakan-gerakannya di lakukan dengan adanya
bantuan dari orang lain seperti senam atau stretching
bepasangan.
(3) Kelentukan
dianamis adalah latihan kelentukan dengan menggerak-gerakan persendian secara
berulang-ulang.
(4) Kelentukan
statis adalah latihan kelentukan dengan tidak melakukan pengulangan gerakan dan
dalam waktu dan hitungan tertentu seperti latihan peregangan (stretching).
e)
Koordinasi
Ada
beberapa batasan tentang pengertian koordinasi yang dikemukakan oleh para ahli,
antara lain adalah sebagai berikut:
1) Suharmo
(1982) koordinasi adalah kemampuan seseorang untuk merangkai berbagai
unsur gerak menjadi suatu gerakan
menjadi suatu gerakan yang selaras sesuai dengan tujuannya.
2) Jonath
dan Krempel dalam Syafruddin (1992: 84) koordinasi merupakan kerjasama sistem
persyarafan pusat sebagai system yang telah diselarakan oleh proses rangsangan
dan hambatan serta otot rangka pada waktu jalannya suatu gerakan secara
terarah.
3) Hirtz
(1981) koordinasi adalah kemampuan yang ditentukan oleh proses pengendalian dan
pengaturan gerakan.
Berdasarkan
urain-urain seperti yang telah dikemukakan di atas tentang pengertian
koordinasi, maka sulit bagi kita untuk merumuskan suatu definisi yang tepat
tentang koordinasi tersebut. Sehingga Bompa (1983) mengatakan bahwa koordinasi
merupakan suatu kemampuan yang sangat komplek, karena saling berhubungan dengan
kecepatan, kelentukan, daya tahan, dan kelentukan. Kemudian para ahli
membedakan koordinasi atas dua bagian, yaitu:
1)
Koordinasi
otot inter
Merupakan
koordinasi antara otot-otot yang bekerja sama dalam melakukan gerakan. Kerja
sama yang dimaksud yaitu kerjasama otot antagonis dan agonis dalam suatu proses
gerakan yang terarah.
2)
Koordinasi
otot intra
Merupakan
koordinasi yang terjadi dalam otot, ini berarti bahwa koordinasi otot intra
tidak dapat diamati, karena prosesnya di dalam otot tubuh manusia. Bagaimana
suatu rangsangan di koordinasika dalam tubuh yang dapat menimbulkan kontraksi
otot.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah
kami membuat makalah ini, kami dapat menyimpulkan bahwa dalam olahraga sangat
dibutuhkan sekali kondisi fisik, teknik, taktik/strategi dan mental. Komponen
dasar kondisi fisik meliputi : daya tahan (endurance), kekuatan (strength),
daya ledak (power), kecepatan (speed), kelentukan (flexibility), kelincahan
(agility), keseimbangan (balance), dan koordinasi (coordination).
Dari
komponen-komponen dasar kondisi fisik fisik tersebut, perlu mendapat latihan
yang sesuai dengan porsinya, karena komponen tersebut mempunyai perbedaan dalam
sistem energy, bentuk gerakan, metode latihan, beban latihan dan lain
sebagainya yang digunakan pada berbagai kegiatan olahraga
Tujuan
pembinaan kondisi fisik antara lain adalah untuk meningkatkan perkembangan
fisik secara umumnya, bagian fisik yang khas, menyempurnakan teknik dari
olahraga yang dipilih atau dibina. Untuk meningkatkan dan menyempurnakan taktik
dan strategi serta cara belajar teknik yang baik. Persiapan fisik berarti
mempersiapkan fisik pada umumnya, persiapan fisik khusus dan penyempurnaan
kemampuan biomotor khusus.
B. Saran
Dalam
makalah ini penulis berkeinginan memberikan saran kepada pembaca dalam
pembuatan makalah atau karya tulis ini penulis menyadari bahwa masih banyak
terdapat kekurangan-kekurangan baik dalam segi bentuk atau dalam segi isinya.
DAFTAR PUSTAKA
Arsil.
(1999). Pembinaan Kondisi Fisik.
Padang: FIK UNP
Erianti.
2004. Bola Voli. (Bahan Ajar). Padang.
FIK UNP
Syafruddin.
(1999). Dasar-dasar Kepelatihan Olahraga. Padang: DIP Proyek UNP
Terima kasih banyak infonya gan, artikel ini sangat membantu ane dalam stady
BalasHapusTerima kasih banyak infonya gan, artikel ini sangat membantu ane dalam stady
BalasHapusmantap gan makalahnya
BalasHapusmakasih ka
BalasHapus